Kamis, 09 Desember 2010

Jika ketemu Saksi-saksi Yehova

1. Kalau diskusi dg saksi Yehova jangan terbawa pembicaraan mereka. jangan berpindah topik.
2. Jangan pernah berkata bahwa mereka adalah sesat
3. Katakan bahwa mereka bodoh, supaya mereka check & re-check sejarah dan bahasa asli
4. Ada banyak referensi tentang saksi Yehova di internet
5. Tokoh utama, pendiri Charles Taze Russel (ada videonya di Youtube)
6. Ramalan kiamat beberapa kali meleset artinya dia nabi palsu

Berikut adalah topik umum yang biasanya didiskusikan oleh saksi Yehova

1. SSY meyakini bahwa Habel adalah Saksi Yehuwa pertama di dunia berdasarkan Ibr. 11:4 dan Kej. 4:10. Apakah maksud kamuflase ini? Bagaimana yang sebenarnya terjadi, siapakah tokoh-tokoh di balik aliran SSY dan kapan berdirinya?

Kamuflase Habel adalah saksi Yehuwa pertama dimaksudkan supaya keberadaan SSY dianggap benar-benar ada dalam Alkitab, bahkan ada sebelum Yesus Kristus. Sementara kalau kita teliti dalam pembacaan ayat Ibr.11:4 “ia memperoleh kesaksian kepadanya, bahwa ia benar, karena Allah berkenan atas persembahannya itu” maka kesimpulan yang kita dapat adalah Allah menjadi saksi atas kebenaran Habel berdasarkan persembahan yang diberikannya kepada Allah, bukan sebaliknya Habel menjadi saksi Allah. Apalagi menjadi Saksi Yehuwa, karena kata “Yehuwa” sendiri tidak dipakai dalam penulisan Alkitab Perjanjian Baru. Kej.4:10 justru tidak ada kaitannya dengan makna bahwa Habel adalah “Saksi Yehuwa”.

Faktanya, SSY baru muncul bersama sejarah pendirinya Charles Taze Russel (1852-1916), lahir di Allegheny (sekarang adalah bagian dari Pittsburgh), Pennsylvania pada 16 Pebruari 1852, yang kemudian mendirikan sebuah kelompok belajar Alkitab dengan nama “Persekutuan Siswa-siswa Sekolah Alkitab Internasional” pada kisaran tahun 1870-1875 . Pada tahun 1876 Russel bertemu dengan N.H. Barbour, seorang pemimpin kelompok Advent di Rochester, New York. Russel dan Barbour meyakini bahwa Kristus telah datang kembali ke dunia pada tahun 1874 tidak dalam wujud nyata tetapi  dalam wujud spiritual. Mereka kemudian bersama-sama menerbitkan majalah The Herald of The Morning. Pada tahun 1879, karena perbedaan teologis penebusan Kristus akhirnya mereka berpisah. Pada tahun 1881, Russel mendirikan Zion’s Watch Tower Tract Society. Dalam penggalangan dananya Russel menjual benih gandum 1$/pound yang dipublikasikan memiliki kemampuan tumbuh 5 kali lebih cepat dari benih konvensional yang dijual di pasar pada saat itu. Pemerintah Amerika melakukan penelitian terhadap benih gandum Russel ini dan mendapatkan fakta yang tidak sesuai dengan publikasinya. Russel meninggal dunia pada 31 Oktober 1916 di kereta api dalam perjalanan ke Pampa, Texas.
6 Januari 1917, seorang hakim yang bernama Joseph Franklin Rutherford  (1869-1942) menjadi pemimpin baru kelompok ini. Pada masa kepemimpinan nya, Rutherford mengajarkan bahwa pesan utama Alkitab adalah nama Tuhan – Jehovah/Yehuwa, semua yang menyembah dalam nama Yehuwa adalan penyembah yang benar. Perubahan pola pergerakan kelompok yang semula demokratis menjadi lebih terkontrol oleh pusat, sesuai dengan apa yang dikatakan Rutherford, kontrol “teokrasi” diperkenalkan.
Masalah dengan pemerintah Amerika pada tahun 1918 terjadi ketika kelompok ini menolak untuk menjadi anggota militer.
Pada sebuah konvensi di Columbus, Ohio pada tahun 1931 nama “Saksi-saksi Yehuwa” baru dipakai oleh kelompok pengikut Rutherford berdasarkan ayat Yesaya 43:10. Era Rutherford berakhir pada 13 Januari 1942.
Lima hari setelah kematian Rutherford, Nathan Homer Knorr (1905-77) dilantik sebagai pemimpin baru SSY. Karya penting Knorr dalam SSY adalah dengan menerbitkan alkitab terjemahan baru “The New World Translation” pada tahun 1950 dalam beberapa volume, yang kemudian diproduksi dalam bentuk sebuah alkitab utuh pada tahun 1961.
Setelah Knorr meninggal dunia, Frederick W. Franz memimpin SSY, menerbitkan “Sedarlah” dan “Menara Pengawal” secara berkala.

2. Sebutkan hubungan antara The World Translation of The Holy Scriptures (NW) dengan The Empathic Dialglott karya Benyamin Wilson! Dalam ayat-ayat mana saja yang mereka palsukan?

Benyamin Wilson adalah tokoh Christadelphians, salah satu sekte bidat yang lahir di kisaran tahun 1848. Ajarannya menolak Trinitas, juga tidak mengakui Yesus adalah inkarnasi Allah (menolak ketuhanan Yesus) sebagaimana tertulis dalam Yoh.1:1; 8:58; 1 Tim. 3:16; Ibr. 13:8 yang diakui/ diimani oleh gereja mula-mula. Sekte ini juga mengajarkan bahwa tidak ada kehidupan setelah kematian. Pengajaran yang paralel dengan SSY lainnya adalah mengenai akhir jaman dimana hanya 144.000 orang yang akan memerintah bersama Kristus, bumi akan menjadi firdaus.
Sebelum NW diterbitkan, The Empathic Dialglott karya Benyamin Wilson dijadikan referensi oleh SSY.

3. Saksi Yehuwa mempersoalkan Yohanes 1:1, “Pada mulanya adalah Firman, dan Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah”. Kalau Yohanes bersama-sama dengan Markus, pada saat yang sama Yohanes bukanlah Markus. Jadi, kalau Firman bersama-sama dengan Allah maka Firman pada saat yang sama bukanlah Allah. Bagaimana jawaban kita atas argumentasi ini?

Logika pengertian yang dipakai oleh SSY adalah logika fisik matematis yang memiliki aspek ruang dan waktu, sementara Firman bersama dengan Allah seharusnya dilihat dengan logika metafisik dimana tidak terdapat keterbatasan ruang dan waktu terhadap keberadaan Allah dan Firman-Nya. Karena itu apabila dikatakan “Allah beserta orang yang sabar”, jika ada 1000 orang yang sabar di tempat yang berbeda , maka bukan berarti keberadaan Allah yang esa, yang adalah Roh itu menjadi 1000 Allah ditempat yang berbeda pada saat yang sama.

4. Menurut SSY terjemahan yang benar dari Yoh. 1:1 sebagai berikut:” Pada mulanya adalah Sabda, Sabda itu bersama-sama dengan Allah, dan sabda itu suatu allah ”. Sebab berbeda dengan kalimat yang diterjemahkan “Sabda itu bersama-sama dengan Allah” ( kata ”Allah” dengan kata sandang tetap, ton theon ), tetapi pada kalimat “ dan Sabda itu adalah Allah “ ( Kata “Allah” tanpa kata sandang, sehingga harus diterjemahkan menjadi “suatu allah” ). Ada 2 cara menghadapi argumentasi mereka: (1) Bagi mereka yang sudah mempelajari Alkitab dengan bahasa asli; dan (2) bagi mereka yang tidak mempelajari Alkitab degan bahasa asli. Jelaskan masing-masing!

a. Alkitab Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani Koine (sehari-hari/pasaran) dimana terdapat kaidah-kaidah penulisan, kata sandangnya terkadang tidak tertib.
Kata benda diawal kalimat berfungsi sebagai “predikat” tanpa kata sandang, dalam terjemahan ditambah kata sandang tak tentu “a” atau “an” atau kata sandang tentu “the” sesuai dengan konteksnya.
Mrk 11:32 tertulis “autos hoti propethes en” - “that John really was a prophet”, disini propethes tidak memakai kata sandang ho, diterjemahkan sebagai “seorang nabi”, karena selain Yohanes masih ada nabi-nabi lainnya. Jika pola ini diterapkan pada Yoh.1:1 “kai Theos en ho Logos” – “Theos” tanpa kata sandang terjemahannya menjadi “a god” – “suatu allah”, maka akan muncul pengertian adanya banyak allah lain selain allah yang dimaksud. Padahal konsep ke-Allah-an dalam iman Kristen adalah Allah yang esa.
Mrk. 15:39: “Alethôs houtos ho anthrôpos autos Huios Theou ên” - “Truly this/the man was the Son of God”, karena orang yang ditunjuk oleh kalimat “Son of God” tersebut adalah satu-satunya yang dimaksud, tidak ada yang lain.
b. Siapkan Alkitab dengan bahasa asli Yunani – Indonesia dan Ibrani – Indonesia, suruh SSY untuk membacakannya.

5. Ketika anda mengajak SSY berdoa, mereka biasanya langsung menolak, karena mereka beranggapan bahwa Allah Tritunggal adalah dewa Babel berkepala tiga. Bagaimana menjelaskan tuduhan mereka ini? (Jawaban diarahkan untuk mereka mengerti perbedaan “satu Allah” dengan “satu batu”, antara logika matematik dengan logika metafisik)

Pertama, pengertian Allah Tritunggal versi Yahudi – Kristen jelas berbeda dengan Tritunggal Hindu Brahma-Wishnu-Syiwa, Tritunggal Babel, Tritunggal Mesir atau dengan Tritunggal manapun, apalagi Tritunggal SSY.
Kedua, Dalam buku “The Word, Who is he? According to John” yang diterbitkan oleh Watchtower Bible and Tract Society 1962, halaman 7, SSY menuliskan keberadaan Allah Tritunggal sebagai berikut:
1 Allah (sang Bapa) + 1 Allah (sang Anak) + 1 Allah (sang Roh Kudus) tidak mungkin secara matematis = 1 Allah, kita harus menghitung bahwa 1/3 Allah (sang Bapa) + 1/3 Allah (sang Anak) + 1/3 Allah (sang Roh Kudus) = 3/3 Allah atau 1 Allah.
Jelas menunjukkan pengertian SSY hanyalah sebatas hal-hal yang lahiriah, tidak bisa membedakan keberadaan Allah yang metafisik (yang tidak terikat ruang dan waktu) dengan pemikiran matematik (terbatas).

6. Beberapa orang menjelaskan Tritunggal sebagai tiga oknum yang terpisah, dasarnya pada waktu pembaptisan Yesus di sungai Yordan, terpisah dengan Roh Kudus dalam rupa burung merpati, dan Allah berfirman dari langit: “Inilah Putra-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan” (Mat 3:13-17; Mark. 1:9-11; Luk. 3:21-22). Bagaimana menjawab ajaran Tritunggal yang bisa dipahami oleh saudara-saudara Muslim, berikan jawaban anda seperti yang pernah kita bahas di kelas!

Yohanes 1:32-34
32 Dan Yohanes memberi kesaksian, katanya: "Aku telah melihat Roh turun dari langit seperti merpati, dan Ia tinggal di atas-Nya.
33 Dan akupun tidak mengenal-Nya, tetapi Dia, yang mengutus aku untuk membaptis dengan air, telah berfirman kepadaku: Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal di atas-Nya, Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus.
34  Dan aku telah melihat-Nya dan memberi kesaksian: Ia inilah Anak Allah."

Dari ayat-ayat diatas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa sebelum Yohanes membaptis Yesus, ia telah diberitahu oleh Allah tentang tanda atas siapa yang dibaptiskannya. Ketika ia membaptis Yesus, tanda burung merpati seperti yang diberitahukan kepadanya itulah yang dilihatnya, tanda itulah yang memberi penegasan kepadanya bahwa Yesus itu Anak Allah – Tuhan. Bukan berarti Roh Kudus itu terpisah dari Yesus. (Lebih lengkap baca juga Yoh. 1:23-31).

Tritunggal Allah – Yesus/Firman – Roh Kudus adalah tritunggal sehakekat.
Allah yang adalah Roh (Yoh.4:24), tidak pernah atau dapat terpisah dengan Firman-Nya. Firman – Pikiran – Perkataan Allah itu ada dalam Allah menjadi satu dalam kekekalan, Roh – Kehidupan  – Hayatullah, ada dalam diri Allah (1Kor. 2:11), sebagaimana tertulis “Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa” (Yoh. 15:26) Firman yang menyatu dengan Allah itulah yang menciptakan segala sesuatu (Yoh. 1:3, Kej. 1:3-26), Firman itu juga yang “keluar” dalam wujud Yesus (Yoh. 1:14; 8:42). Secara Firman, Yesus adalah Allah, dan sebutan Anak Allah disini hanyalah sebagai gambaran keberadaan kemanusiaan Yesus yang lahir/diperanakkan melalui perawan Maria, tanpa campur/keterlibatan seorang laki-laki/bapa, sekaligus Dia – Yesus itu adalah Firman yang hidup yang lahir dari Bapa tanpa seorang ibu.

7. SSY menuduh bahwa ide keilahian dan ketuhanan Yesus (The Godhead and Lordship of Jesus Christ ) baru muncul pada Konsili Nikaea tahun 325, sebelum itu Yesus adalah nabi dan manusia biasa. Bagaimana fakta sejarah sebenarnya?

Sebelum konsili Nicaea, bukti sejarah menyatakan keilahian dan ketuhanan Yesus antara lain:
a. Bukti dari Ignatius, Murid Rasul Yohanes dan Rasul Petrus (29-67 M). Ditulis sebelum Rasul Yohanes menulis Injil.
i. dalam suratnya kepada orang Efesus, pada bab VII:
“ … yang menurut daging dan menurut roh (sarkikos kai pneumatikos), yang diperanakkan dan yang tidak diperanakkan (gennetos kai agenetos), “Manunggaling Kawula Gusti” (en anthropo theos), yang keluar dari Maryam dan yang keluar dari Dzat Allah (kai ek Marias kai ek theos), yang pertama terpikirkan dan yang kedua tak terpikirkan (proton pathetos kai tote apathes), yaitu Tuhan kita Yesus Kristus”.
ii. dalam suratnya kepada orang Magnesia, pada bab VIII:
“Allah itu Esa yang menyatakan diri-Nya sendiri dalam Yesus Kristus Putra-Nya, yaitu Firman-Nya yang keluar dari keheningan kekal” (hos estin autou logos apo seges proelthoon).
b. Dokumen kesyahidan Polycarpus, Uskup Smyrna (wafat 156 M), Murid Rasul Yohanes. Wafat syahid sambil memuja Allah Tritunggal. Martyrion Polycarpi
“Aku memuji nama-Mu, oleh Imam Besar surgawi kami yang kekal, yaitu Yesus Kristus, Putra terkasih-Mu, yang oleh-Nya dan bersama-sama dengan-Mu, Ya Bapa Surgawi, dan dengan Roh Kudus-Mu, segala hormat dan kemuliaan dari sekarang kekal selama-lamanya”.
c. Bukti dari Irenaeus, murid Polycarpus (wafat 177 M).
i. Adversus Haereses/Melawan Bidat-bidat, Buku I, pasal 22:1
“Allah tidak bergantung dengan sesuatu apapun, tetapi oleh Firman dan Roh-Nya, Allah telah menjadikan, mengatus dan memerintah segala sesuatu, dan menitahkan segala sesuatu menjadi ada. Allah menciptakan dengan Firman-Nya”.
ii. Adversus Haereses/Melawan Bidat-bidat, Buku II, pasal 30:9
“… Allah Yang Maha Esa, yang oleh Firman-Nya, yaitu Putra-Nya, telah menyatakan Diri-Nya sendiri di atas segala sesuatu, sehingga kita mengenal Allah hanya melalui Firman itu. Firman Allah secara kekal ada bersama Sang Bapa (eternally coexisting with the Father), yang terdahulu dan tanpa memiliki permulaan”.
d. Yustinus Martyr, Sang Apologet (100-167 M).
i. I Apology 63:
“Firman Allah yang adalah Allah”.
ii. II Apology 13:
“Karena disamping Allah, kami memuja dan mengasihi Sang Firman, yang keluar dari Allah, dan tidak diciptakan, dan yang kebesaran-Nya tidak terhingga. Karena Ia telah menjadi Manusia demi kita, dan turut menderita bersama kita, agar Ia membawa kesembuhan bagi kita”.
Konsili Nicaea (325 M) hanya merumuskan apa yang telah menjadi iman jemaat, bukan merumuskan iman yang baru.

8. Mengapa gerakan Arius “seperti menghilang dari sejarah”, apakah karena gerakan ini ditindas oleh Kaisar Romawi demi membela ajaran resmi Gereja pada waktu itu? (baca artikel Bambang Noorsena, “Konsili Nikaea: Apakah yang sebenarnya terjadi?”)

Gerakan Arius “seperti menghilang dari sejarah” karena Arius yang pada waktu itu berkotbah di depan pintu basilica Konstantinopel, tiba-tiba perutnya sakit luar biasa, lalu menghentikan khotbahnya, dan pergi ke toilet. Lama sekali tidak keluar, ternyata setelah pintunya didobrak, Arius kedapatan mati terkapar di kamar mandi tersebut. Itulah sejarahnya!

9. Publikasi SSY “Haruskah anda Percaya kepada Tritunggal?” mengutip tulisan bapa-bapa gereja awal, dan membohongi pembaca bahwa seolah-olah ajaran Tritunggal baru muncul pada abad IV. Sebutkan 3 kutipan dari SSY tulisan bapa-bapa gereja terpenting yang jelas-jelas “Bohong”!

Kutipan SSY dari Encyclopædia Britannica mengesankan seolah-olah Kaisar Konstantin (abad IV) yang mengusulkan rumusan “dari satu zat dengan Bapa” (Tritunggal), padahal sebenarnya uskup Ousius lah yang mengusulkannya, melalui Kaisar. Encyclopædia Britannica mencatat: …. The Council of Nicaea met on May 20, 325. Constantine himself presided, actively guiding the discussions, and personally proposed (no doubt on Ousius’ prompting) the crucial formula expressing the relation of Christ to God in the creed issued by the council, “of one substance with the Father” (see: Creed) ….. (Encyclopædia Britannica,1971, Constantine, vol.6, p.386).

3 kutipan dari SSY tulisan bapa-bapa gereja terpenting yang jelas-jelas “Bohong” adalah:
- Bahwa Yustinus Martyr (100-167M), tidak mengakui pra-eksistensi Yesus sebagai Allah, tetapi sebagai “malaikat yang diciptakan”, “tidak sama dengan Allah yang menciptakan segala perkara”, dan Yesus lebih rendah dari Allah, karena itu Ia “tidak melakukan sesuatu kecuali yang Pencipta … ingin ia lakukan dan katakan”.
- Dikatakan Irenaeus uskup Lyon (wafat 200M) bahwa pra-manusia Yesus sebagai “keberadaan yang terpisah dari Allah, dan lebih rendah dari Allah”. Sementara ungkapan Irenaeus di tempat lain bahwa “Allah yang benar dan satu-satunya”, “yang lebih tinggi dari segala-galanya, dan selain Dia tidak ada yang lain”.
- Tulisan Clement dari Alexandria (wafat 215M) dikutip SSY bahwa “pra-manusia Yesus keberadaannya terpisah dari Allah, dan lebih rendah dari Dia”, “Allah adalah yang satu-satunya, lebih tinggi di atas segala-galanya, dan tidak ada yang lain selain Dia”.

10. Kalau Yesus itu Firman Allah dan Firman Allah itu adalah Allah (Yoh. 1:1), mengapa Yesus bisa mati Apakah Firman Allah bisa mati? Mengapa Ia berdoa: “Eli,Eli. Lama Shabakhtani!” (Mat.27:46)? Masakah Allah berdoa kepada Allah? (lihat: Yoh.8:42; Luk. 1:42; Ibr. 2:9; Flp.. 2:5-11; 1 Ptr. 3:18; Kol. 1:22).

Wujud kemanusiaan Yesus itulah yang bisa mati, berdoa, makan, tidur sebagaimana manusia secara umum. Tetapi sebagai Firman dan Roh Allah, Yesus tidak pernah dan bisa mati.

11. Kalau Tritunggal berbicara tentang Allah yang satu dan sama, mengapa Yesus berkata:”Bapa itu lebih besar daripada Aku”. (Yoh. 14:28)?

Karena Yesus berbicara sebagai manusia.

12. SSY menerjemahkan Yoh. 1:3 “Segala sesuatu diciptakan melalui Dia” (bukan “Segala sesuatu dijadikan oleh Dia”). Buktikan bahwa terjemahan ini bermasalah! (Rom. 11:36).

Dalam terjemahan bahasa Inggris “through him” dan “by him” tidak terdapat perbedaan makna.
Yoh. 1:3 “Panta di’ autou  Egeneto” diterjemahkan:
“All things were made by Him … “ (KJV), “All things were made through  Him … “ (NIV)
“Segala sesuatu dijadikan oleh Dia … “ (TB)
“Segala sesuatu dijadikan melalui  Dia … “ (NW)
bila dibandingkan dengan Rom. 11:36 “Hoti ez autou kai di’ autou kai eis autou ta panta”
diterjemahkan:
“For of Him and by Him and to Him are all things” (KJV)
“Sebab segala sesuatu adalah dari Dia dan oleh Dia dan untuk Dia”
Kalau untuk Allah diterjemahkan “oleh”, sementara untuk Yesus diterjemahkan “melalui”, padahal bahasa aslinya sama “di’ auto”, jelas menunjukkan bahwa SSY tidak konsisten.

13. Terjemahan “melalui Dia” (Yoh. 1:3, NW) sengaja ditekankan untuk menunjukkan bahwa Yesus adalah “Arsitek” atau “pekerja ahli” Allah dalam penciptaan. Buktikan mengapa ide “arsitek penciptaan” ini bertentangan dengan Alkitab! (Yes. 44:24; Ayb. 9:8).

Yes. 44:24 “Beginilah firman TUHAN, Penebusmu, yang membentuk engkau sejak dari kandungan; "Akulah TUHAN, yang menjadikan segala sesuatu, yang seorang diri membentangkan langit, yang menghamparkan bumi—siapakah yang mendampingi Aku?
Ayb. 9:8 “…yang seorang diri membentangkan langit, dan melangkah di atas gelombang-gelombang laut”
Dari kedua ayat diatas jelaslah ide “arsitek penciptaan” ini bertentangan dengan Alkitab!

14. SSY menterjemahkan “Segala perkara yang lain diciptakan melalui Dia” (Kol. 1:16-17), mestinya: “Segala sesuatu diciptakan oleh Dia”. Menurut SSY kata yang diterjemahkan ”sesuatu” adalah panta bentuk infeksi atau perubahan dari pas . Buktikan bahwa argumentasi ini salah dan mengada-ada dengan membandingkan Kol. 1:16-17 dengan Why. 4:11 ! Buktikan pula bahwa perbandingan Kol. 1:16-17 dengan Luk. 13:2 dan Luk. 21:29 untuk membenarkan terjemahan mereka justru terbalik membuktikan kebodohan SSY!

Dalam Luk. 13:2 tertulis: Yesus menjawab mereka: “Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya daripada dosa semua orang Galilea yang lain (dokeite hoti oi Galilaioi outoi hamartooloi para pantas tous galilaios egeneto), karena mereka mengalami nasib itu?”.

Disini kata “panta” dalam terjemahan bahasa Indonesia diberi tambahan “…yang lain”, karena konteks kalimatnya adalah pembanding dengan kata sebelumnya. “Sangkamu bahwa” (dokeite hoti oti), “orang-orang Galilea ini mempunyai dosa” (Galilaioi outoi hamartooloi), “lebih dari” (panta), “semua orang-orang Galilea (pantas tous galilaios), “yang ada disini” (egeneto).

Luk. 21:29, Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: “ Perhatikan (idete) pohon ara (ten suken, the fig-tree) atau pohon apa saja (kai panta ta dendra)”.
Lalu ia mengucapkan sebuah perumpamaan kepada mereka: “Perhatikanlah pohon ara atau semua pohon lain” (NW).

Ungkapan “kai panta ta dendra” – dan semua pohon, karena dibandingkan dengan “pohon ara” sebagai bagian dari rumpun pepohonan, maka bisa ditambahkan “tang lain”. Tetapi kasusnya berbeda dengan Kol. 1:15-17, kata “panta” hanya berarti “segala sesuatu”, tanpa pembanding.

“Segala perkara yang lain diciptakan melalui Dia” (Kol. 1:16-17), maksudnnya hanya untuk menegaskan bahwa Dia – Yesus merupakan ciptaan diantara yang lain. Pertanyaannya ialah, kalau Yesus – Firman adalah ciptaan, artinya Allah pernah tidak memiliki Firman sampai Firman itu diciptakan, lalu bagaimana cara Allah menciptakan Firman itu? Bukankah Allah menciptakan segala sesuatu dengan Firman-Nya? Bagaimana proses penciptaan Firman tersebut? Kalau Firman adalah ciptaan, lalu Allah mencipta dibantu ciptaan-Nya, bukankah ini mempersekutukan dan merendahkan Allah?

15. SSY membuktikan bahwa Yesus adalah ciptaan mula-mula dengan mengutip Wahyu 3:14. Buktikan bahwa kata “arche” dalam ayat tersebut bukan berarti “permulaan dalam urutan waktu” tetapi “permulaan dalam urutan kehormatan” (Ef.1:21).

Kata “arches” dalam Ef. 1:21 berarti “penguasa / pemerintah”, sebagai permulaan dalam urutan kehormatan, pemerintah/penguasa merupakan yang pertama-tama dihormati diantara profesi-profesi yang lain.
Sebagai contoh, kursi terdepan dalam undangan biasanya ditujukan kepada pejabat pemerintah / penguasa yang dihormati.

16. SSY memakai Ams. 8:22 sebagai bukti bahwa Yesus adalah “permulaan ciptaan Allah”. Buktikan bahwa kata qanani dalam ayat tersebut artinya bukan “menciptakan aku” tetapi “memiliki aku” berdasarkan Ams.4:5!

“Qeneh hikmah, qeneh binah” Ams. 4:5, artinya “Perolehlah hikmat, perolehlah pengertian” jadi disini qanani berarti “memperoleh/memiliki”.

17. Mengapa SSY menerjemahkan parousia yang semestiya “kedatangan” menjadi “kehadiran” (secara rohani)? (Ini berkaitan dengan kesalahan perhitungan mereka bahwa kiamat akan terjadi pada tahun 1914).

Karena kesalahan perhitungan/ramalan tentang kiamat mereka, Yesus akan datang pada bulan Oktober 1914, ternyata sampai habis Perang Dunia I, Yesus tidak datang, karena itu SSY mengatakan parousia itu bukan kehadiran fisik tetapi kehadiran roh. Kedatangan Yesus secara roh ini hanya diketahui oleh orang-orang terpilih yaitu para penatua SSY saja, yang lain tidak. Inilah cara untuk mencari pembenaran.

18. Bagaimana SSY “menyelesaikan” halangan dalam Luk. 23:43 bahwa Firdaus sudah ada ketika Yesus mengucapkan sabda ini kepada penjahat di kayu salib yang bertobat?

Dengan menggeser koma pada ayat tersebut
Luk.23:43 (NKJV):  And Jesus said to him, "Assuredly, I say to you, today you will be with Me in Paradise."
Luk.23:43 (NW):  And Jesus said to him, "Assuredly, I say to you today, you will be with Me in Paradise."

19. Apakah yang disebut “proof text method” (metode ayat bukti) dari penafsiran a la SSY?

Memenggal kalimat penting dalam satu ayat kemudian membandingkan / mencocokkannya dengan ayat lain untuk menguatkannya padahal konteksnya berbeda.

20. Berikanlah contoh ayat-ayat dalam Alkitab yang dipakai SSY untuk membuktikan ajaran mereka, khususnya “ayat yang implicit” (alegoris) dijadikan pedoman yang pasti, sementara ayat yang eksplisit (tegas) dikaburkan?

Ams. 8:22 yang sifatnya alegoris, berbahasa puitis, bahasa nubuat yang seharusnya ditafsir melalui Yoh.1:1, tetapi sebaliknya yang sudah jelas (eksplisit) pada Yoh. 1:1 oleh SSY dikaburkan dan ditafsir berdasarkan Ams. 8:22.

21. SSY tidak mempercayai ketidak-matian jiwa atau roh. Alasannya kata “nephesh” (jiwa, nyawa) dalam bahasa Ibrani menunjuk “mahluk” pada umumnya, “orang” atau “manusia” (Kej. 2:7; 9:5; Yos. 11:11; Yeh 18:4). Bagaimana kita menjawab pandangan ini?

Memang benar dalam ayat-ayat tertentu “nephesh” (Yun. Psykhe) menunjuk manusia, makhluk atau orang, tetapi tergantung konteksnya. Alkitab memuat 4 konsep mengenai kata ini, antara lain:
1. Nyawa yang menyebabkan hidup. Dalam makna ini berlaku untuk manusia maupun binatang (Kej. 1:20; 24; 30; 9:12, 15-16; Yeh. 47:9), karena itu kadang-kadang dikaitkan dengan darah (Kej. 9:4; Im. 17:10-14; Ul. 12:22-24)
2. Sumber timbulnya kehendak, hidup kesusilaan (Kej. 49:6; Ul. 4:29; Maz. 24:4; 119:129, 167). Aspek ini tentu saja tidak ada pada binatang.
3. Orang, Pribadi (Hak. 16:16; Maz. 120:6; Yeh. 4:14)
4. Searti dengan roh yang meninggalkan tunuh saat kematian (Kej. 35:18). Ungkapan “Dan ketika ia hendak menghembuskan nafas…”, dalam bahasa asli: Wa yehi besyat naphshah… (harfiah: “Dan ketika nephesh/jiwa keluar…”).

22. SSY mengutip Pkh. 3:21 “Siapakah yang mengetahui, apakah nafas anak naik ke atas dan nafas binatang turun ke bawah bumi”. Dalam bahasa aslinya nephesh manusia dan binatang sama saja, jadi begitu manusia mati, seperti halnya binatang, maka habislah semuanya, keduanya menuju ke tempat yang sama, kembali ke tanah. Bagaimana kita menjawab padangan mereka?

Dalam teks aslinya disebut “nephesh bene ha-adam” (nafas anak manusia) dan “nephesh ha-behemah” (nafas binatang), sama-sama digunakan kata “nephesh”. Tetapi dalam Pkh. 12:7 disebutkan bahwa mengatasi nafas manusia yang sama dengan binatang, saat kematian roh manusia kembali kepada Allah.

23. Maz. 146:4 “Apabila nyawanya (Ruah) melayang, ia kembali ke tanah; pada hari itu juga lenyaplah maksud-maksudnya”. Menurut  terjemahan SSY: “Apabila rohnya keluar ia kembali ke tanah; Pada hari itu leyaplah segala pikirannya” (NW). Maz. 146:4 dijadikan “pembenar” bahwa roh manusia tidak kekal, karena “roh itu kembali ke tanah”, dan hilanglah segala pikirannya. Bagaimana kita menjawab tafsiran mereka ini?

1. Bila kita baca seluruh pasal 146 dari kitab Mazmur ini, maka kita mendapati bahwa konteks ayat 4 ialah supaya pembaca “Janganlah percaya kepada para bangsawan, kepada anak manusia yang tidak dapat memberikan keselamatan”. (ayat3). Maksudnya, manusia itu makhluk yang lemah, begitu rohnya melayang, tubuhnya tidak lagi dapat beraktifitas – mati, tubuhnya dikubur – kembali ke tanah. Bila tanda koma dihilangkan, memang arti kalimat tersebut “roh itu kembali ke tanah”, bila kita bandingkan dengan Pkh. 12:7 jelas bahwa roh manusia kembali kepada Allah.
2. “pada hari itu juga lenyaplah maksud-maksudnya”, ketika manusia tergeletak mati, maka segala tujuan/keinginan/ambisinya tidak lagi dapat dikerjakan. Disini “maksud-maksudnya” bukan berarti “pikiran” dalam makna umum, yaitu “intellectual souls” manusia.

24. SSY menyangkal Mat. 28:19 yang jelas menyebut Bapa, dan Putra dan Roh Kudus sebagai bukti Tritunggal disangkalnya, alasannya 1 Tim. 5:21 menyebut Allah bersama Yesus dan Malaikat-Nya, tetapi tidak pernah dijadikan Tritunggal. Bagaimana jawaban anda?

Meskipun Allah, Yesus dan Malaikat-malaikat-Nya disebut bersama-sama dalam 1 Tim. 5:21, tetapi tidak pernah disebutkan “Dalam satu nama” (eis to onoma) seperti diterapkan pada Mat. 2:19 bagi Bapa dan Putra dan Roh Kudus, tidak dipakai “eis to onomati” – dalam nama-nama.

25. SSY mengajukan 1 Yoh. 5:7 sebagai “ayat palsu” untuk mempertahankan ajaran Tritunggal, ayat ini tidak ada dalam naskah—naskah tertua. (Silahkan membaca referensi dari buku Togog Madeg Pandhita, oleh K.P. Sena Adiningrat, Bab XIV, halm 179-186)!

Pertama, kebenaran ajaran Tritunggal tidak tergantung dengan ada atau tidaknya ayat ini, artinya, tanpa ayat inipun ajaran Tritunggal disebut disepanjang ayat-ayat Alkitab.
Kedua, ayat ini memang hasil penafsiran gereja jaman dahulu, karena waktu itu belum ada studi kritis tentang Kitab Suci, sehingga para penyalin di kemudian hari menyangkanya sebagai bagian dari ayat-ayat Alkitab. Tetapi seiring dengan munculnya metode-metode kritis Kitab Suci, khususnya ilmu kritik salinan, teks asli tulisan Yohanes pada 1 Yoh. 5:7 tersebut dibedakan dengan cara menempatkan “tafsiran/sisipan” dalam tanda (…), sehingga ditulis sebagai berikut:
Sebab ada tiga yang memberi kesaksian (di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu.  Dan ada tiga yang memberi kesaksian di bumi): Roh dan air dan darah dan ketiganya adalah satu.
Kasus yang sama dapat dibaca dalam akhir doa Bapa kami dalam Mat. 6:13. Pujian (doxology) yang berbunyi:
(Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.)
juga merupakan sisipan berdasarkan ayat 1 Taw. 29:11, tidak dihilangkan atau ditutup-tutupi.


26. SSY menyangkal eksistensi neraka, sebab menurut mereka kata yang diterjemahkan “neraka” dalam Mat. 5:22 arti sebenarnya “lembah Hinnom” di Yerusalem, dan kata Syeol (dunia orang mati) adalah “kuburan masal umat manusia”. Berikan argumentasi yang meyakinkan kepada SSY bahwa cara penafsiran seperti ini salah!

Harusnya SSY juga sekalian menyangkal surga, karena asal kata surga adalah “Gan”, yang artinya “kebun” (Arab: Jannah) dan “Pardes” arti semula juga “taman raja-raja Persia”. Dalam bahasa Persia “Pairidaeza” yang artinya “taman yang dikelilingi tembok-tembok”. Sebelum LXX, penyair Xenofon memakainya dalam arti “taman raja-raja Persia”. LXX menerjemahkan kata “Gan ‘Aden” dalam Kej. 2:8 menjadi “Paradeisos”.