“Aku melihat sang
Raja Kerajaan itu”
Yesus menjawab,
kata-Nya: "Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah" (Luk
17:20), lalu bagaimanakah kemudian IA memerintahkan kepada kita untuk terlebih
dahulu mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya (Mat 6:33)? Yesus Kristus
berkata"Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, jika seseorang tidak dilahirkan
kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah." (Yoh 3:3)
Menelusuri kembali hadirat Allah atas umat-NYA, maka kita
mendapati kehadiran-NYA atas umat pilihan-NYA Israel dalam sepanjang
perjalanannya menuju Tanah Perjanjian. Allah hadir setiap saat sebagai tiang
awan di siang hari dan tiang api di malam hari. Selama empat puluh tahun Allah
memimpin perjalanan mereka melintasi padang gurun (Ul 29:5). Suatu fenomena
pemerintahan ilahi atas Israel melalui Kemah Suci, dimana hukum-hukum ilahi
yang harus dilaksanakan oleh seluruh umat disampaikan secara langsung oleh
Allah melalui Ruang Maha Kudus. Melalui ke lima kitab Musa yang mencatat
semuanya itu, kita mendapatkan gambaran sempurna tentang Yesus Kristus (Luk
24:44; Yoh 5:39, 46).
Firman itu telah
menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya,
yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh
kasih karunia dan kebenaran. (Yoh 1:14).
“diam” diterjemahkan dari bahasa
Yunani σκηνόω (skay-no'-o), secara literal
artinya “berkemah”. Itulah yang dimaksudkan oleh raja Daud, pemazmur yang
diurapi Allah, tentang Yesus ia berkata “Engkau tidak berkenan kepada korban
sembelihan dan korban sajian, tetapi Engkau telah membuka telingaku; korban
bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau tuntut.” (Maz 40:7; Ibr 10:5).
Tubuh manusia Yesus adalah tempat kediaman-NYA, itulah yang digambarkan Allah
melalui hukum Taurat. Yesus Kristus adalah Kemah Suci – tempat kediaman Allah
dalam Perjanjian Baru, dimana seluruh manifestasi kuasa Allah dinyatakan dalam
berbagai macam mujizat bahkan pengampunan dosa (Mat 9:2; Luk 5:2; 7:48). Tubuh
Yesus itu pula yang dipakai sebagai persembahan sempurna, sehingga tidak
diperlukan lagi korban darah lembu jantan atau darah kambing jantan untuk menghapuskan
dosa (Ibr 10:1-14).
Tidak dapat
disangkal bahwa Yohanes sebagai murid langsung yang juga amat dekat dengan-NYA,
telah melihat seluruh kemuliaan Allah di dalam dan melalui pribadi Tuhan kita
Yesus Kristus. Demikian pula seluruh murid yang pernah berjalan bersama-sama
dengan-NYA, mereka menerima pengajaran tentang Kerajaan Allah secara langsung
dari Yesus sebelum IA terangkat ke surga (KPR 1:1-3). Itulah sebabnya mereka
perlu menunggu penggenapan janji atas “kuasa” yang akan diberikan-NYA sebagai
jawaban atas pertanyaan mereka tentang pemulihan kerajaan umat pilihan-NYA –
Israel pada mulanya, juga umat pilihan – Israel rohani, umat Perjanjian Baru.
Mereka yang taat menunggu penggenapan janji Bapa di Yerusalem itu mengalami
pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta, Roh itulah yang memberi kesaksian
baik bagi diri mereka (para murid) juga kepada seluruh orang yang sedang
berkumpul di Yerusalem saat itu (Ibr 10:15; KPR 2:1-11).
Roh Kudus yang telah memenuhi kehidupan para murid itu
memberi hikmat pada rasul Petrus untuk membentangkan kebenaran yang ada dalam
kitab nabi-nabi juga Mazmur tentang Yesus Kristus. Serta menegaskan kepada
seluruh kaum Israel, mereka harus tahu dengan pasti bahwa Allah telah membuat
Yesus, yang disalibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus. Tuhan adalah Tuan diatas
segala tuan, adalah Raja yang diurapi-NYA (Kristus), sang Penguasa yang
Terpilih (Mat 28:18), dipilih atas kehendak-NYA sendiri (Ibr 10:10). Ketika
Petrus dan Yohanes naik ke Bait Allah dan bertemu dengan orang lumpuh yang mengemis
di pintu gerbang, kuasa Roh Kudus membuat mujizat melalui mereka. Berdasarkan
mujizat itu, Petrus menjelaskan tentang Yesus Kristus kepada seluruh orang
banyak yang terheran-heran akan kejadian tersebut. Bahkan dengan berani mereka
bersaksi di depan mahkamah agama (KPR 3:11, 4:1-22).
Kerajaan Allah tidak terkait dengan makan dan minum tetapi
kebenaran, damai sejahtera dan sukacita dalam Roh Kudus (Rom 14:17). Kebenaran
dari Allah yang hidup dalam diri seseorang menjadikannya dirinya berdamai
dengan Allah, diri sendiri dan orang lain. Itulah damai sejati. Damai sejahtera
dihasilkan oleh kehadiran Yesus di bumi (Luk 2:14), keadaan yang dijanjikan
bagi murid-murid-NYA tatkala IA hendak memberi diri-NYA di atas kayu salib (Yoh
14:15-27). Tidak gelisah dan gentar terhadap segala sesuatu yang terjadi dalam
kehidupan merupakan damai sejahtera bersumber dari kuasa Roh Kudus.
Penyertaan-NYA senantiasa menjadikan semua murid-NYA dapat bersukacita dalam
segala hal. Tentulah keberadaan Roh Kudus yang nyata sedemikian rupa dalam diri
rasul-rasul telah menjadikan mereka sebagai pemimpin jemaat yang berani, bahkan
menantang maut (KPR 4:31; 1 Kor 15:55). Jemaat, warga Kerajaan Allah merasakan
kehadiran Rajanya, yang tidak tampak oleh mata namun nyata kuasa-NYA (KPR 5:1-11).
Juga peristiwa Ananias dan Safira tentu membuat setiap orang menjadi takut dan
sangat menghormati sang Raja, Yesus Kristus – Tuan diatas segala tuan – Tuhan
(Fil 2:9-11).
Roh Kudus telah dicurahkan atas semua orang percaya, baik
besar maupun kecil, tua atau muda sesuai dengan nubuatan nabi Yoel (Yo 2:28;
KPR 2:17). Jemaat mula-mula adalah potret kegenapan janji Tuhan itu. Keberadaan
mereka yang bersatu sejak menantikan janji di Yerusalem di hari Pentakosta
pertama, demikian pula dengan mereka yang menerima pemberitaan para rasul Yesus
itu, telah menjadi “satu tubuh”, dimana Kepala mengkoordinasi, mengontrol dan
mengerjakan setiap bagian-bagiannya. Tubuh Kristus dalam kesatuan inilah yang
membuat kuasa Tuhan melalui Roh-NYA termanifestasi dengan nyata dalam dunia.
Itulah sebabnya rasul Paulus menasehatkan supaya jemaat bersatu, pengajaran
utama seperti yang diharapkan oleh Tuhan Yesus melalui doa-NYA kepada Bapa (Fil
2:1-8; Yoh 17). Sebuah rahasia besar yang penuh kuasa (Mat 18:19), sebab
mengenai kesatuan, Allah menyatakan kepada umat manusia yang memberontak
terhadap-NYA ketika membangun menara Babel, “mulai dari sekarang apa pun juga
yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak akan dapat terlaksana” (Kej 11:6),
semuanya dimulai dari kesatuan. Melalui kesatuan Tubuh-NYA maka “dunia tahu”
dan “dunia percaya” akan Yesus Kristus (Yoh 17:23, 21).
Manifestasi Roh Kudus dalam jemaat melalui seluruh
karunia-karunia Roh yang ada merupakan kenyataan kehadiran Allah. Tentunya hal ini dapat terjadi jika dalam pertemuan
jemaat, pertemuan dari orang-orang yang beribadah kepada Tuhan, sekalipun
terdiri dari dua atau tiga orang saja, bukan dalam arti “ibadah” yang kita
kenal hari-hari ini, memberikan ruang gerak yang bebas bagi Roh Kudus untuk
berkarya melalui setiap pribadi. Roh Kudus pastilah akan menyatakan diri-NYA
melalui Tubuh-NYA, menjadi jawaban yang tepat bagi mereka yang membutuhkan-NYA,
sehingga semua anggota menjadi dibangun, dikuatkan dan bertumbuh dengan benar
kearah Kristus (1 Kor 14:24-40; Ef 4:11-16). Orang yang belum percaya, jika ia
berada dalam perhimpunan orang percaya, maka ia akan melihat kehadiran Allah
dalam jemaat, dan berkata “Sungguh Allah ada ditengah-tengah kamu”, ia melihat
sang Raja dalam Kerajaan-NYA.
bersambung…