Senin, 03 Juni 2013

Pondok Daud, potret Kerajaan Allah di bumi

Pondok Daud, potret Kerajaan Allah di bumi

Kemudian Aku akan kembali dan membangun kembali pondok Daud yang telah roboh, dan reruntuhannya akan Kubangun kembali dan akan Kuteguhkan, supaya semua orang lain mencari Tuhan bahkan segala bangsa yang atasnya nama-Ku disebut, demikianlah firman Tuhan yang melakukan semuanya ini, yang telah diketahui sejak semula. KPR 15:16-18

Pada edisi sebelumnya, kita mendapatkan bahwa “ragi Farisi” merupakan gambaran dari pengajaran atau mereka yang masih berpegang teguh terhadap “hal-hal yang kelihatan”. Inilah yang menimbulkan perselisihan dalam jemaat mula-mula. Masalah sunat, yang harus dikerjakan oleh setiap orang dari luar Yahudi yang menjadi percaya oleh karena pemberitaan mereka. Perselisihan yang timbul dari orang-orang Farisi yang menjadi percaya, terkait dengan adat istiadat lahiriah yang diwariskan Musa ini, akhirnya terselesaikan dalam persidangan di Yerusalem itu. Para rasul melihat bahwa ternyata Allah tidak membeda-bedakan manusia, mujijat-mujijat dan karunia Roh-NYA memberikan kesaksian tentang hal itu.

Pondok Daud, kemah suci yang disiapkan Daud bagi Tabut Perjanjian sebagai tempat kehadiran Allah ditengah-tengah bangsa pilihan-NYA, Israel (2 Sam 6:17; 1 Taw 16:1). Merupakan gambaran bagi jemaat Perjanjian Baru sebagai bangunan rumah rohani tempat kediaman Allah. Para rasul senantiasa melihat kembali ke Perjanjian Lama, karena darinya mereka melihat bagaimana Kristus dinyatakan melalui nubuatan-nubuatan dan digenapi dalam jemaat-NYA, secara khusus di dalam dan melalui kehidupan mereka. Para rasul terus menerus membandingkan setiap kejadian dengan apa yang tertulis dalam kitab Hukum-hukum, Mazmur juga kitab-kitab para Nabi terdahulu, semua tentang Kristus dan segala sesuatu yang diperbuat oleh Roh Kudus di tengah-tengah mereka.

Setidaknya kita mendapatkan beberapa referensi ayat dari Perjajian Lama yang dikutip dalam kitab para rasul:

1.       KPR 1:18-20                dari Mazmur, Daud berkata tentang Yudas
2.       KPR 2:14-21                dari kitab para nabi, Yoel menubuatkan tentang pencurahan Roh Kudus pada hari-hari terakhir
3.       KPR 2:22-36                dari Mazmur, Daud berkata tentang kebangkitan Mesias dan dimuliakan atas tahta Bapa
4.       KPR 3:19-22                dari kitab Hukum-hukum, Musa sebagai seorang nabi bernubuat tentang kedatangan Kristus
5.       KPR 3:23-25                dari kitab para nabi, Samuel dan semua nabi sesudahnya bernubuat tentang jaman sekarang ini
6.       KPR 4:23-30                Daud berbicara tentang Mesias dalam Mazmur
7.       KPR 8:30-35                dari ktab para nabi, Yesaya bernubuat bahwa Mesias akan menderita disalib
8.       KPR 13:15, 38-41       dari kitab Hukum dan para nabi, Nabi Habakuk menjelaskan pekerjaan Allah melalui Mesias
9.       KPR 10:34-43              dari kitab para nabi, semua nabi bernubuat tentang penderitaan Kristus dan kemuliaan bagi mereka yang mengikuti-NYA.
10.   KPR 17:2-3                   dari kitab para nabi dan perjanjian lama, rasul Paulus terbuka dan menyatakan bahwa Yesus dari Nazareth adalah penggenapan dari Firman. (2 Kor 3:13-16).
11.   KPR 28:23-31              dari kitab Hukum dan Nabi-nabi, Musa dan Yesaya berbicara tentang Kristus
12.   KPR 15:15-18              dari kitab para nabi, Amos bernubuat tentang Kemah Daud dan masuknya orang-orang asing (dari luar Yahudi) .

Hal apa saja yang terkait dengan pembangunan kembali Pondok Daud?

Seringkali jika kita mendengar pemulihan Pondok Daud, maka digambaran benak kita muncul bahwa hal tersebut terkait dengan pengajaran tentang pemulihan pelayanan Pujian dan Penyembahan (dalam gereja?), hal tersebut tidaklah salah, tetapi itu hanyalah merupakan bagian dari pemulihan atau pembangunan kembali Pondok Daud secara keseluruhannya.

Pujian dan penyembahan dalam Pondok Daud merupakan sesuatu yang sangat berbeda dengan pelayanan di Kemah Suci Musa, Daud menunjuk beberapa keturunan Lewi untuk menjadi penyanyi. Pelayanan para penyanyi bagi Tuhan merupakan pelayanan yang utama, para penyanyi dilatih untuk hal itu, kelompok demi kelompok, setiap kelompok mendapat porsi pelayanan yang sama, tua dan muda, guru dan murid, membuang undi mengenai tugasnya. Duabelas orang setiap kelompok, ada duapuluh empat kelompok, seluruhnya dua ratus delapan puluh delapan orang.
Selain penyanyi Daud juga memerintahkan para pemain musik yang memainkan berbagai alat musik bersama-sama para penyanyi, mereka memuji Tuhan tanpa henti secara bergantian. Jumlah para pemuji dengan memainkan peralatan musik ini mencapai  empat ribu orang.  Sungguh merupakan pelayanan yang luar biasa meriah. Sementara tidak ada peralatan musik yang pernah tercatat dimainkan dalam Tabernakel Musa. (1 Taw 15:16-27, 23:5; 25:1-7).

Kata “penyembahan” yang diterjemahkan dari “worship”, berarti “memberi penghormatan, memuja-muja, menyembah, berbakti, dan menghargai” seseorang, khususnya kepada Tuhan. Manusia diciptakan untuk menjadi penyembah Tuhan. Dari dirinya sendiri, manusia tidak mengerti bagaimana menyembah Tuhan itu, sementara dirinya ingin untuk melakukannya (Rom 3:10-18; 7:19). Karena itulah muncul berbagai cara atau ritus penyembahan manusia kepada Tuhan. Manusia tidak tahu cara penyembahan yang Tuhan inginkan. Secara umum manusia melakukan bentuk penyembahan yang sesuai dengan kecenderungan hati, selera dan mentalitasnya.

Dengan jelas Tuhan kita Yesus Kristus memberitahukan kepada kita bahwa Bapa mencari penyembah-penyembah yang menyembah-NYA “dalam roh dan dalam kebenaran” (Yoh 4:24). Dalam roh maksudnya adalah memberi keleluasaan Roh Kudus dalam membebaskan roh penyembah untuk mengasihi, menghargai, menghormati, memuja, menyembah dan berbakti kepada Tuhan. Karena itulah setiap kita perlu dilahirkan kembali, menyatu dan dipimpin oleh Roh Kudus-NYA (Yoh 3:1-5; Rom 8:9-16; 1 Kor 6:17).

Menyembah “dalam kebenaran”, berarti menyembah sesuai Firman-NYA, karena Yesus berkata “Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.” (Yoh 17:17). Melalui Firman-NYA – Alkitab, maka kita mengetahui ada banyak ekspresi penyembahan kepada Tuhan. Jadi menyembah “dalam roh dan dalam kebenaran” merupakan penyembahan yang dipimpin oleh Roh Kudus sesuai dengan Firman-NYA untuk memberi penghargaan dan hormat hanya kepada Tuhan saja. Jika tanpa Roh Kudus, maka penyembahan menjadi mati dan kosong, karena hanya terpaku dengan huruf-huruf yang mematikan. Sementara jika Firman tidak hadir disana, maka penyembahan dapat menjadi sentimentil, emosional bahkan dapat menjadi sebuah bentuk fanatisme.
bersambung…  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar