Jumat, 14 Juni 2013

“Aku melihat sang Raja Kerajaan itu”

“Aku melihat sang Raja Kerajaan itu”

Yesus menjawab, kata-Nya: "Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah" (Luk 17:20), lalu bagaimanakah kemudian IA memerintahkan kepada kita untuk terlebih dahulu mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya (Mat 6:33)? Yesus Kristus berkata"Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, jika seseorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah." (Yoh 3:3)

Menelusuri kembali hadirat Allah atas umat-NYA, maka kita mendapati kehadiran-NYA atas umat pilihan-NYA Israel dalam sepanjang perjalanannya menuju Tanah Perjanjian. Allah hadir setiap saat sebagai tiang awan di siang hari dan tiang api di malam hari. Selama empat puluh tahun Allah memimpin perjalanan mereka melintasi padang gurun (Ul 29:5). Suatu fenomena pemerintahan ilahi atas Israel melalui Kemah Suci, dimana hukum-hukum ilahi yang harus dilaksanakan oleh seluruh umat disampaikan secara langsung oleh Allah melalui Ruang Maha Kudus. Melalui ke lima kitab Musa yang mencatat semuanya itu, kita mendapatkan gambaran sempurna tentang Yesus Kristus (Luk 24:44; Yoh 5:39, 46).

Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. (Yoh 1:14).

“diam” diterjemahkan dari bahasa Yunani σκηνόω  (skay-no'-o), secara literal artinya “berkemah”. Itulah yang dimaksudkan oleh raja Daud, pemazmur yang diurapi Allah, tentang Yesus ia berkata “Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan dan korban sajian, tetapi Engkau telah membuka telingaku; korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau tuntut.” (Maz 40:7; Ibr 10:5). Tubuh manusia Yesus adalah tempat kediaman-NYA, itulah yang digambarkan Allah melalui hukum Taurat. Yesus Kristus adalah Kemah Suci – tempat kediaman Allah dalam Perjanjian Baru, dimana seluruh manifestasi kuasa Allah dinyatakan dalam berbagai macam mujizat bahkan pengampunan dosa (Mat 9:2; Luk 5:2; 7:48). Tubuh Yesus itu pula yang dipakai sebagai persembahan sempurna, sehingga tidak diperlukan lagi korban darah lembu jantan atau darah kambing jantan untuk menghapuskan dosa (Ibr 10:1-14).

Tidak dapat disangkal bahwa Yohanes sebagai murid langsung yang juga amat dekat dengan-NYA, telah melihat seluruh kemuliaan Allah di dalam dan melalui pribadi Tuhan kita Yesus Kristus. Demikian pula seluruh murid yang pernah berjalan bersama-sama dengan-NYA, mereka menerima pengajaran tentang Kerajaan Allah secara langsung dari Yesus sebelum IA terangkat ke surga (KPR 1:1-3). Itulah sebabnya mereka perlu menunggu penggenapan janji atas “kuasa” yang akan diberikan-NYA sebagai jawaban atas pertanyaan mereka tentang pemulihan kerajaan umat pilihan-NYA – Israel pada mulanya, juga umat pilihan – Israel rohani, umat Perjanjian Baru. Mereka yang taat menunggu penggenapan janji Bapa di Yerusalem itu mengalami pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta, Roh itulah yang memberi kesaksian baik bagi diri mereka (para murid) juga kepada seluruh orang yang sedang berkumpul di Yerusalem saat itu (Ibr 10:15; KPR 2:1-11).

Roh Kudus yang telah memenuhi kehidupan para murid itu memberi hikmat pada rasul Petrus untuk membentangkan kebenaran yang ada dalam kitab nabi-nabi juga Mazmur tentang Yesus Kristus. Serta menegaskan kepada seluruh kaum Israel, mereka harus tahu dengan pasti bahwa Allah telah membuat Yesus, yang disalibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus. Tuhan adalah Tuan diatas segala tuan, adalah Raja yang diurapi-NYA (Kristus), sang Penguasa yang Terpilih (Mat 28:18), dipilih atas kehendak-NYA sendiri (Ibr 10:10). Ketika Petrus dan Yohanes naik ke Bait Allah dan bertemu dengan orang lumpuh yang mengemis di pintu gerbang, kuasa Roh Kudus membuat mujizat melalui mereka. Berdasarkan mujizat itu, Petrus menjelaskan tentang Yesus Kristus kepada seluruh orang banyak yang terheran-heran akan kejadian tersebut. Bahkan dengan berani mereka bersaksi di depan mahkamah agama (KPR 3:11, 4:1-22).

Kerajaan Allah tidak terkait dengan makan dan minum tetapi kebenaran, damai sejahtera dan sukacita dalam Roh Kudus (Rom 14:17). Kebenaran dari Allah yang hidup dalam diri seseorang menjadikannya dirinya berdamai dengan Allah, diri sendiri dan orang lain. Itulah damai sejati. Damai sejahtera dihasilkan oleh kehadiran Yesus di bumi (Luk 2:14), keadaan yang dijanjikan bagi murid-murid-NYA tatkala IA hendak memberi diri-NYA di atas kayu salib (Yoh 14:15-27). Tidak gelisah dan gentar terhadap segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan merupakan damai sejahtera bersumber dari kuasa Roh Kudus. Penyertaan-NYA senantiasa menjadikan semua murid-NYA dapat bersukacita dalam segala hal. Tentulah keberadaan Roh Kudus yang nyata sedemikian rupa dalam diri rasul-rasul telah menjadikan mereka sebagai pemimpin jemaat yang berani, bahkan menantang maut (KPR 4:31; 1 Kor 15:55). Jemaat, warga Kerajaan Allah merasakan kehadiran Rajanya, yang tidak tampak oleh mata namun nyata kuasa-NYA (KPR 5:1-11). Juga peristiwa Ananias dan Safira tentu membuat setiap orang menjadi takut dan sangat menghormati sang Raja, Yesus Kristus – Tuan diatas segala tuan – Tuhan (Fil 2:9-11). 

Roh Kudus telah dicurahkan atas semua orang percaya, baik besar maupun kecil, tua atau muda sesuai dengan nubuatan nabi Yoel (Yo 2:28; KPR 2:17). Jemaat mula-mula adalah potret kegenapan janji Tuhan itu. Keberadaan mereka yang bersatu sejak menantikan janji di Yerusalem di hari Pentakosta pertama, demikian pula dengan mereka yang menerima pemberitaan para rasul Yesus itu, telah menjadi “satu tubuh”, dimana Kepala mengkoordinasi, mengontrol dan mengerjakan setiap bagian-bagiannya. Tubuh Kristus dalam kesatuan inilah yang membuat kuasa Tuhan melalui Roh-NYA termanifestasi dengan nyata dalam dunia. Itulah sebabnya rasul Paulus menasehatkan supaya jemaat bersatu, pengajaran utama seperti yang diharapkan oleh Tuhan Yesus melalui doa-NYA kepada Bapa (Fil 2:1-8; Yoh 17). Sebuah rahasia besar yang penuh kuasa (Mat 18:19), sebab mengenai kesatuan, Allah menyatakan kepada umat manusia yang memberontak terhadap-NYA ketika membangun menara Babel, “mulai dari sekarang apa pun juga yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak akan dapat terlaksana” (Kej 11:6), semuanya dimulai dari kesatuan. Melalui kesatuan Tubuh-NYA maka “dunia tahu” dan “dunia percaya” akan Yesus Kristus (Yoh 17:23, 21).

Manifestasi Roh Kudus dalam jemaat melalui seluruh karunia-karunia Roh yang ada merupakan kenyataan kehadiran Allah.  Tentunya hal ini dapat terjadi jika dalam pertemuan jemaat, pertemuan dari orang-orang yang beribadah kepada Tuhan, sekalipun terdiri dari dua atau tiga orang saja, bukan dalam arti “ibadah” yang kita kenal hari-hari ini, memberikan ruang gerak yang bebas bagi Roh Kudus untuk berkarya melalui setiap pribadi. Roh Kudus pastilah akan menyatakan diri-NYA melalui Tubuh-NYA, menjadi jawaban yang tepat bagi mereka yang membutuhkan-NYA, sehingga semua anggota menjadi dibangun, dikuatkan dan bertumbuh dengan benar kearah Kristus (1 Kor 14:24-40; Ef 4:11-16). Orang yang belum percaya, jika ia berada dalam perhimpunan orang percaya, maka ia akan melihat kehadiran Allah dalam jemaat, dan berkata “Sungguh Allah ada ditengah-tengah kamu”, ia melihat sang Raja dalam Kerajaan-NYA.
bersambung…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar