Ekklêsia, quo
vadis?
Dari catatan yang dilakukan oleh Lukas, kita mendapatkan
betapa luar biasanya kuasa Tuhan yang menyertai pelayanan gereja mula-mula.
Siapapun yang membaca kisah para rasul ini pastilah sangat merindukan semua
peristiwa yang terjadi pada masa itu terjadi juga dimasa sekarang ini. Tanda-tanda ajaib, mujizat kesembuhan berbagai penyakit, pengusiran setan-setan bahkan kebangkitan orang mati
terjadi. Pengalaman yang membangkitkan iman setiap orang percaya sehingga
mereka dengan keberanian yang luar biasa rela memberitakan kabar sukacita
tentang Yesus Kristus, bahkan tidak sedikit dari mereka yang harus mengalami
aniaya dan menyerahkan nyawanya bagi Injil. Hikmat mereka dalam pekabaran Injil
sangatlah luar biasa sehingga para ahli Taurat yang terpelajar itu menjadi heran
akan kemampuan mereka menjelaskan isi kitab suci.
Tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang
diselamatkan. (KPR 2:47)
Kenyataan
yang terjadi sekarang ini dalam gereja Tuhan atau komunitas orang percaya
adalah seperti pada masa imam Eli, dimana pada masa itu firman TUHAN jarang;
penglihatan-penglihatan pun tidak sering (1 Samuel 3:1). Hal ini bukan berarti
dalam komunitas orang percaya yang kita kenal dalam bentuk gereja tidak ada
firman Tuhan yang disampaikan, atau tidak ada pelayanan yang dikerjakan. Tetapi
seperti yang kita lihat, dengar dan kenal, dalam gereja Tuhan saat ini
senantiasa berkembang sebuah tren pengajaran-pengajaran tertentu. Suatu contoh
ketika terjadi lawatan di Kanada yang kita kenal sebagai “Toronto Blessing”
pada waktu itu, maka seluruh dunia dilanda pengajaran “tertawa dalam Roh”, berkembang
juga tren pengajaran lain yang kita kenal sebagai “teologi kemakmuran”, lalu pada
akhir-akhir ini berkembang “hyper-grace”. Semua pengajaran yang menjadi tren itu
disuguhkan pada jemaat dengan pemikiran bahwa semua yang diajarkan haruslahmengikuti
perkembangan agar tidak ketinggalan jaman. Sementara dibalik semua yang
dikerjakan melalui tren pengajaran-pengajaran itu hanyalah “pertambahan
pengikut” atau “mempertahankan jemaat”. Sebagai “proyek rohani” yang memuaskan
telinga pendengarnya dan menarik banyak dana untuk keuntungan pribadi maupun
kelompok/organisasi.
Sebab itu,
sesungguhnya, Aku akan menjadi lawan para nabi, demikianlah firman TUHAN, yang
mencuri firman-Ku masing-masing dari temannya. Yeremia 23:30
Beginilah firman TUHAN terhadap para nabi, yang menyesatkan bangsaku,
yang apabila mereka mendapat sesuatu untuk dikunyah, maka mereka menyerukan
damai, tetapi terhadap orang yang tidak memberi sesuatu ke dalam mulut mereka,
maka mereka menyatakan perang. Mikha 3:5
Pertambahan jiwa baru yang bertobat dalam gereja Tuhan
seakan seperti sungai besar yang dibendung, hanya sedikit aliran
pertambahannya, sementara pertambahan jumlah denominasi terjadi begitu pesat.
Jemaat yang ada hanya berpindah-pindah dari satu organisasi gereja ke
organisasi gereja lainnya untuk memuaskan keinginan hatinya, bahkan karena adanya
kekecewaan atau kepahitan dengan pelayanan yang sebelumnya ia ikuti. Seperti
ikan dari satu akuarium yang dipindahkan ke akuarium yang lain oleh pemiliknya.
Perpecahan terus terjadi, ironisnya bahkan dalam gereja “keluarga” pun terjadi
perpecahan antara ayah dan anak yang sebelumnya melakukan pelayanan
bersama-sama dalam organisasi tersebut. Pelayanan bukan lagi dikerjakan untuk
kepentingan hadirnya kerajaan Allah di bumi ini, tetapi dilakukan hanya untuk
kepentingan seseorang atau kelompok dari golongan tertentu sebagai “proyek
rohani” yang menguntungkan dengan memakai atau meminjam nama Tuhan.
Pengertian
kata “nabi” disini bukanlah seseorang yang membangun “agama” baru, juga bukan
dipakai untuk menyatakan wahyu baru tentang Tuhan. Tetapi menunjuk kepada
seseorang yang dibangkitkan oleh Tuhan untuk menyampaikan kehendak-Nya,
terhadap apa yang telah terjadi pada masa lalu, atau yang harus dikerjakan
bahkan menyingkapkan apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang terkait
dengan pembangunan jemaat. Sebagai seorang hamba Tuhan yang membongkar dosa,
menasehati, mengajar dan mendampingi orang-orang yang dilayani dengan memberikan
keteladanan hidup. Menginspirasi, mendorong dan memfasilitasi pertumbuhan
kerohanian mereka menuju waktu Tuhan.
Seorang “nabi”
dikatakan sebagai penjaga agar jemaat kudus dan tidak bercela, adalah seseorang
yang
1.
Dibangkitkan oleh Tuhan (Amos 2:11)
2.
Ditetapkan oleh Tuhan (1 Samuel 3:20; Yeremia 1:5)
3.
Diutus Tuhan (2
Tawarikh 36:15; Yeremia 7:25; Matius 23:34)
4.
Dipenuhi oleh Roh Kudus (Lukas 1:67)
5.
Digerakkan oleh Roh Kudus (2
Petrus 1:21)
6.
Berbicara oleh Roh Kudus (KPR 1:16, 11:28, 28:25)
7.
Berbicara dengan/demi nama Tuhan (2 Tawarikh 33:18, Yakobus 5:10)
Dialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik
pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk
memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan
tubuh Kristus, sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan
yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang
sesuai dengan kepenuhan Kristus, sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang
diombang-ambingkan oleh berbagai angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia
dalam kelicikan mereka yang menyesatkan. Efesus 4:11-14
Gereja, kemana engkau pergi?
Pertanyaan penting inilah yang harus menjadi perhatian kita sebagai umat atau jemaat
Tuhan yang termasuk didalamnya. Kemana (gereja membawa) kita pergi?
Bagaimanakah pelayanan (gereja) yang dikerjakan atas kita? Atau lebih penting
lagi jika anda adalah seorang pelayan
“Kemana saya membawa jemaat Tuhan ini?” Sudahkah sebagai hamba Tuhan yang
bertanggung jawab atas jemaat yang dipercayakan untuk anda layani telah
mencapai target ilahinya? Atau justru anda sedang terlibat aktif “memporak
porandakan” bangunan rumah rohani yang sedang Tuhan bangun?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar