Batu hidup
Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani. (1 Petrus 2:5).
Pada waktu rumah itu didirikan, dipakailah batu-batu yang telah disiapkan di penggalian, sehingga tidak kedengaran palu atau kapak atau sesuatu perkakas besipun selama pembangunan rumah itu.( 1 Raja-raja 6:7)
Kondisi yang paling menarik sewaktu pembangunan Bait Suci ini ialah tidak terdengar suara peralatan atau perkakas besi yang biasanya dipergunakan pada setiap pembangunan rumah. Artinya pekerjaan yang dilakukan disini adalah menyusun batu-batu yang telah dipersiapkan dan segala sesuatu yang dipergunakan dalam pembangunan itu tanpa ada lagi proses penyesuaian bentuk. Tidak ada lagi batu yang tidak sesuai satu sama lain. Ketika batu-batu itu disusun, semuanya sudah tepat ukuran dan fungsi. Tidak ada yang perlu dipotong, dikerat, dipahat atau diukir lagi karena semuanya sudah dibentuk oleh para ahli bangunan sesuai dengan rancangan yang telah diberikan. Sungguh suatu pekerjaan yang luar biasa.
Gambaran orang percaya dalam ayat 1 Petrus 2:5 diatas ialah batu hidup. Batu – benda mati, tidak dapat bergerak, bentuk dan ukurannya tidak beraturan, yang biasanya tergeletak begitu saja sehingga dapat membuat orang tersandung karenanya, atau tertimbun tanah tidak berguna. Oleh Tuhan – sang Ahli bangunan, batu yang mati itu diambil dari tempatnya, dibentuk dan diberi “hidup” sehingga dapat berfungsi. Sebagai orang yang “mati” secara rohaniah, yang dicari, dijemput dan dibawa oleh Tuhan dari tempat yang tercerai berai (Yehezkiel 34:11-13), Daud, pemazmur Israel yang luar biasa itu mengatakan:
“Ia mengangkat aku dari lobang kebinasaan, dari lumpur rawa; Ia menempatkan kakiku di atas bukit batu, menetapkan langkahku” (Mazmur 40:3)
Perlu disadari bahwa tidak satu orangpun di muka bumi ini yang tidak dilahirkan dalam dosa, setiap orang terlahir dengan sifat-sifat atau kecenderungan untuk berbuat dosa. Besar kecil, tua muda semua berada dalam kuasa dosa sampai Tuhan mencari, memanggil, menjemput, membawa, membentuk kita. Yesus Kristus Tuhan memberi nyawa-NYA, darah-NYA menebus kita dari kuasa dosa, dari-NYA kita memperoleh hidup – berfungsi sesuai dengan anugerah kasih karunia-NYA kita.
Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorangpun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: "Terkutuklah Yesus!" dan tidak ada seorangpun, yang dapat mengaku: "Yesus adalah Tuhan", selain oleh Roh Kudus. Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang. (1 Korintus 12:3-6)
Seperti halnya batu-batu yang dipakai dalam pembangunan Bait Suci Salomo, setiap orang percaya diambil dan dibentuk secara pribadi lepas pribadi oleh Tuhan sendiri, sesuai dengan kehendak dan rencana-NYA, setiap orang percaya sebagai batu hidup yang berfungsi dalam bait Allah rohani yang dibangun oleh Allah sendiri bagi kemuliaan dan kemahsyuran nama-NYA.
Dengan batu-batu mati, orang-orang yang diutus Tuhan telah dilempari sampai mati ketika menyampaikan kehendak-NYA. Dengan batu-batu mati, bait Allah lahiriah yang megah (dengan segala ritual yang mati rohani di dalamnya) diruntuhkan. Secara profetik dinyatakan melalui Firman, bahwa Yesuspun dapat terantuk batu.
Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu."Yesus berkata kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!" (Matius 4:5-7; Lukas 4:9-12)
Batu yang mati, membuat perjalanan Yesus terganggu, tersandung atau mungkin membuat-NYA terjatuh. Demikian pula keberadaan orang percaya yang seharusnya menjadi batu hidup – yang kerohaniannya hidup tidak lagi mati – dapat menjadi sandungan bagi Tubuh Kristus. Tubuh Kristus yang sedang bergerak maju bersama Kepala menjadi terseok-seok, bahkan jatuh bangun karena kehidupan orang percaya yang mati rohaninya.
“ Dan biarlah kamu…..” ini artinya menuntut kerelaan diri kita untuk dipakai. Dalam pembangunan, setiap batu hidup difungsikan sesuai dengan rancangan, tidak ada batu yang “menentukan” tempat bagi dirinya sendiri dalam bangunan. Orang-orang yang tidak rela artinya mau “menentukan” fungsi dirinya diluar rancangan dan kehendak Allah atas dirinya. Memaksa Allah untuk menuruti dan melakukan kehendak-NYA diluar rancangan-NYA sesuai dengan maksud dan tujuan “batu hidup” (tetapi yang sebenarnya mati). Inilah yang disebut dengan mencobai Tuhan Allah.
Mencobai Tuhan ialah memaksa Tuhan untuk bertindak diluar rancangan dan kehendak-NYA
Belajar dari Israel :
… janganlah kita mencobai Tuhan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka mati dipagut ular. (1 Korintus 10:9)
Dua Pola yang bertentangan
Jawab Yesus: "Setiap tanaman yang tidak ditanam oleh Bapa-Ku yang di sorga akan dicabut dengan akar-akarnya. (Matius 15:13)
Matius mencatat pertentangan Yesus Kristus Tuhan dengan orang Farisi dan ahli Taurat kemudian IA memberi penegasan kepada murid-murid-NYA melalui ayat 13 diatas. Dengan membaca dan menelusuri seluruh isi perikop ini ( Matius 15:1-20), maka kita akan mendapatkan beberapa hal yang berlawanan satu sama lain, yaitu:
- Adat istiadat nenek moyang vs perintah Allah (ayat 2-6)
- bibir yang memuliakan vs hati yang jauh (ayat 8)
- ibadah vs ajaran manusia (ayat 9)
- masuk ke dalam mulut vs keluar dari hati (ayat 11, 18)
- ditanam vs dicabut (ayat 13)
Artinya ada “tanaman” tumbuh dalam kehidupan kita yang perlu dicabut oleh Bapa surgawi. Seiring perjalanan kehidupan terjadi pertumbuhan secara fisik juga nilai-nilai kehidupan. Paulus mengatakan bahwa kemah kehidupan di bumi ini akan dibongkar, setelah itu barulah kita dapat mengenakan yang surgawi, kemah sejati yang didirikan oleh Tuhan bukan oleh manusia (2 Korintus 5:1; Ibrani 8:2).
Itulah sebabnya Bait Allah perlu diruntuhkan, Yesus fisik harus mati di kayu salib supaya Tubuh Kristus dibangkitkan dan dibangun secara rohani menjadi Bait Allah yang dibangun oleh DIA sendiri. Yerusalem baru yang turun dari surga, dimana pujian dan penyembahan seluruhnya terpusat kepada DIA yang duduk di atas tahta Anak Domba. Era lahiriah harus digantikan dengan yang rohaniah. Imamat Harun digantikan dengan imamat Melkisedek. Imamat manusia dari kelompok tertentu – Lewi kini harus digantikan dengan imamat rajani – setiap orang percaya yang tidak diperanakkan secara darah dan daging tetapi secara dilahirkan roh oleh Roh, yang tidak diatur oleh peraturan peraturan manusia tetapi berdasarkan hidup yang tidak dapat binasa. Hukum yang tertulis pada loh batu yang membelenggu karena korban persembahan dosa harus diberikan terus menerus diganti dengan hukum yang tertulis pada loh hati melalui persembahan dosa yang telah dilakukan oleh Yesus sebagai Anak Domba yang tidak bercacat dan bernoda, satu kali tetapi berlaku untuk selamanya. Korban-korban persembahan yang tidak dapat membawa kepada kesempurrnaan telah diganti oleh Allah sendiri dengan korban yang sempurna. Sungguh anugerah kasih karunia yang sangat luar biasa, apa yang tidak dapat dikerjakan oleh manusia bagi Allah telah digantikan dan dikerjakan oleh Allah sendiri bagi kepentingan manusia.
Batu | Mati | Hidup |
oleh Imamat | Harun | Melkisedek |
dari | jasmani | rohani |
suku | Lewi | Yehuda |
membangun | Bait Allah jasmani | Bait Allah rohani |
di Yerusalem | Timur Tengah | yang turun dari surga |
sekarang | sudah diruntuhkan manusia | sedang dibangun oleh Allah |
persembahan | jasmaniah | rohaniah |
kurban darah | hewan | manusia Yesus Kristus |
anak domba jantan | biasa | Allah |
untuk penebusan | umat | semua suku dan bahasa seluruh umat manusia |
diberikan | terus menerus | satu kali |
hasilnya | tidak sempurna | sempurna |
memberi | belenggu / kuk | kemerdekaan |
dikerjakan oleh | manusia | Tuhan |
sifatnya | sementara | kekal |
karena aturan | duniawi | surgawi |
didalamnya ada | persaingan | kebersamaan |
timbul | perpecahan | kesatuan |
sebab | berontak | rela |
sehingga | membawa kematian | beroleh kehidupan |
karena dipimpin | daging | Roh |
seperti tanaman | kering | berbuah |
setiap bagiannya | struktural | fungsional |
konsep kerja | piramidal - segi tiga | sentrifugal - lingkaran |
pemimpin | di puncak | di tengah-tengah |
hubungan ke bawah | hirarki | setara |
terhadap masalah | bersungut-sungut | mengucap syukur |
tujuan hidup | cari nama | untuk Nama |
sikap sebagai | tuan | hamba |
kesukaannya | terkenal | tersembunyi |
dan | mapan | berjuang |
kerjanya | malas | giat |
suka mengawasi | orang lain | diri sendiri |
dalam pengajaran | merasa tegak | terus belajar |
cara kerja | kurang/tanpa doa | dari hasil doa |
kebutuhannya | dilayani | melayani |
kepentingan | diri sendiri | orang lain |
yang dicari | apa yang masuk ke mulut | mencurahkan isi hati |
bagi orang lain | tertutup | terbuka |
perkataannya | tipu muslihat | jujur |
pikirannya | acuh tak acuh | berbelas kasihan |
tindakannya | takut tersaingi | suka menolong |
nuraninya | kotor | bersih |
berisi | iri hati | kasih |
kesenangannya | cari berita – dengar kotbah | membawa berita - menginjil |
tujuan | memuaskan telinga | memberi teladan |
menimbulkan | iman tanpa perbuatan | perbuatan karena iman |
wujudnya | tidak terlihat | kenyataan |
orang lain | tersandung | dibangun |
merasa | benci | suka cita |
karena melihat | kemunafikan | kesungguhan |
bersumber dari | kesombongan | kerendahan hati |
mendatangkan | kutuk | berkat |
bersama | iblis | Tuhan |
mendapatkan | penghukuman | perjamuan pesta |
kekal di | neraka | surga |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar