Rabu, 01 September 2010

Kerajaan-MU datanglah-02

Batu hidup

Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah roha­ni. (1 Petrus 2:5).
Pada waktu rumah itu didirikan, dipakailah batu-batu yang telah disiapkan di penggalian, sehingga ti­dak kedengaran palu atau kapak atau sesuatu perkakas besipun selama pembangunan rumah itu.( 1 Raja-raja 6:7)
Kondisi yang paling menarik sewaktu pembangunan Bait Suci ini ialah tidak terdengar suara peralatan atau perkakas besi yang biasanya dipergunakan pada setiap pembangunan rumah. Artinya pekerjaan yang dilakukan disini adalah menyusun batu-batu yang telah dipersiapkan dan segala sesuatu yang dipergunakan dalam pembangunan itu tanpa ada lagi proses penyesuaian bentuk. Tidak ada lagi batu yang tidak sesuai satu sama lain. Ketika batu-batu itu disusun, semuanya sudah tepat ukuran dan fungsi. Tidak ada yang perlu dipotong, dikerat, dipahat atau diukir lagi karena semuanya sudah dibentuk oleh para ahli bangunan sesuai dengan rancangan yang telah diberikan. Sungguh suatu pekerjaan yang luar biasa.
Gambaran orang percaya dalam ayat 1 Petrus 2:5 diatas ialah batu hidup. Batu – benda mati, tidak dapat bergerak, bentuk dan ukurannya tidak beraturan, yang biasanya tergeletak begitu saja sehingga dapat membuat orang tersandung karenanya, atau tertimbun tanah tidak berguna. Oleh Tuhan – sang Ahli bangunan, batu yang mati itu diambil dari tempatnya, dibentuk dan diberi “hidup” sehingga dapat berfungsi. Sebagai orang yang “mati” secara rohaniah, yang dicari, dijemput dan dibawa oleh Tuhan dari tempat yang tercerai berai (Yehezkiel 34:11-13), Daud, pemazmur Israel yang luar biasa itu mengatakan:
“Ia mengangkat aku dari lobang kebinasaan, dari lumpur rawa; Ia menempatkan kakiku di atas bukit batu, menetapkan langkahku” (Mazmur 40:3)
Perlu disadari bahwa tidak satu orangpun di muka bumi ini yang tidak dilahirkan dalam dosa, setiap orang terlahir dengan sifat-sifat atau kecenderungan untuk berbuat dosa. Besar kecil, tua muda semua berada dalam kuasa dosa sampai Tuhan mencari, memanggil, menjemput, membawa, membentuk kita. Yesus Kristus Tuhan memberi nyawa-NYA, darah-NYA menebus kita dari kuasa dosa, dari-NYA kita memperoleh hidup – berfungsi sesuai dengan anugerah kasih karunia-NYA kita.
Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorangpun yang berkata-kata oleh Roh Al­lah, dapat berkata: "Terkutuklah Yesus!" dan tidak ada seorangpun, yang dapat mengaku: "Yesus adalah Tuhan", selain oleh Roh Kudus. Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang. (1 Korintus 12:3-6)
Seperti halnya batu-batu yang dipakai dalam pembangunan Bait Suci Salomo, setiap orang percaya diambil dan dibentuk secara pribadi lepas pribadi oleh Tuhan sendiri, sesuai dengan kehendak dan ren­cana-NYA, setiap orang percaya sebagai batu hidup yang berfungsi dalam bait Allah rohani yang diba­ngun oleh Allah sendiri bagi kemuliaan dan kemahsyuran nama-NYA.
Dengan batu-batu mati, orang-orang yang diutus Tuhan telah dilempari sampai mati ketika menyampai­kan kehendak-NYA. Dengan batu-batu mati, bait Allah lahiriah yang megah (dengan segala ritual yang mati rohani di dalamnya) diruntuhkan. Secara profetik dinyatakan melalui Firman, bahwa Yesuspun dapat terantuk batu.
Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu ber­kata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Me­ngenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu."Yesus berkata kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!" (Matius 4:5-7; Lukas 4:9-12)
Batu yang mati, membuat perjalanan Yesus terganggu, tersandung atau mungkin membuat-NYA terjatuh. Demikian pula keberadaan orang percaya yang seharusnya menjadi batu hidup – yang keroha­niannya hidup tidak lagi mati – dapat menjadi sandungan bagi Tubuh Kristus. Tubuh Kristus yang sedang berge­rak maju bersama Kepala menjadi terseok-seok, bahkan jatuh bangun karena kehidupan orang percaya yang mati rohaninya.
“ Dan biarlah kamu…..” ini artinya menuntut kerelaan diri kita untuk dipakai. Dalam pembangunan, setiap batu hidup difungsikan sesuai dengan rancangan, tidak ada batu yang “menentukan” tempat bagi dirinya sendiri dalam bangunan. Orang-orang yang tidak rela artinya mau “menentukan” fungsi dirinya diluar rancangan dan kehendak Allah atas dirinya. Memaksa Allah untuk menuruti dan melakukan ke­hendak-NYA diluar rancangan-NYA sesuai dengan maksud dan tujuan “batu hidup” (tetapi yang sebe­narnya mati). Inilah yang disebut dengan mencobai Tuhan Allah.

Mencobai Tuhan ialah memaksa Tuhan untuk bertindak diluar rancangan dan kehendak-NYA

Belajar dari Israel:
… janganlah kita mencobai Tuhan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka mati dipagut ular. (1 Korintus 10:9)

Dua Pola yang bertentangan

Ada tutup dan buka, gelap dan terang, mati dan hidup, hitam dan putih, lemah dan kuat, malam dan siang, dan masih banyak keadaan yang bertentangan satu sama lain dalam kehidupan ini.
Jawab Yesus: "Setiap tanaman yang tidak ditanam oleh Bapa-Ku yang di sorga akan dicabut dengan akar-akarnya. (Matius 15:13) 
Matius mencatat pertentangan Yesus Kristus Tuhan dengan orang Farisi dan ahli Taurat kemudian IA memberi penegasan kepada murid-murid-NYA melalui ayat 13 diatas. Dengan membaca dan menelusuri seluruh isi perikop ini ( Matius 15:1-20), maka kita akan mendapatkan beberapa hal yang berlawanan satu sama lain, yaitu:
  1. Adat istiadat nenek moyang vs perintah Allah (ayat 2-6)
  2. bibir yang memuliakan vs hati yang jauh (ayat 8)
  3. ibadah vs ajaran manusia (ayat 9)
  4. masuk ke dalam mulut vs keluar dari hati (ayat 11, 18)
  5. ditanam vs dicabut (ayat 13)
Artinya ada “tanaman” tumbuh dalam kehidupan kita yang perlu dicabut oleh Bapa surgawi. Seiring perjalanan kehidupan terjadi pertumbuhan secara fisik juga nilai-nilai kehidupan. Paulus mengatakan bahwa kemah kehidupan di bumi ini akan dibongkar, setelah itu barulah kita dapat mengenakan yang surgawi, kemah sejati yang didirikan oleh Tuhan bukan oleh manusia (2 Korintus 5:1; Ibrani 8:2).
Itulah sebabnya Bait Allah perlu diruntuhkan, Yesus fisik harus mati di kayu salib supaya Tubuh Kristus dibangkitkan dan dibangun secara rohani menjadi Bait Allah yang dibangun oleh DIA sendiri. Yerusalem baru yang turun dari surga, dimana pujian dan penyembahan seluruhnya terpusat kepada DIA yang duduk di atas tahta Anak Domba. Era lahiriah harus digantikan dengan yang rohaniah. Imamat Harun digantikan dengan imamat Melkisedek. Imamat manusia dari kelompok tertentu – Lewi kini harus digantikan dengan imamat rajani – setiap orang percaya yang tidak diperanakkan secara darah dan daging tetapi secara dilahirkan roh oleh Roh, yang tidak diatur oleh peraturan peraturan manusia tetapi berdasarkan hidup yang tidak dapat binasa. Hukum yang tertulis pada loh batu yang membelenggu karena korban persembahan dosa harus diberikan terus menerus diganti dengan hukum yang tertulis pada loh hati melalui persembahan dosa yang telah dilakukan oleh Yesus sebagai Anak Domba yang tidak bercacat dan bernoda, satu kali tetapi berlaku untuk selamanya. Korban-korban persembahan yang tidak dapat membawa kepada kesempurrnaan telah diganti oleh Allah sendiri dengan korban yang sempurna. Sungguh anugerah kasih karunia yang sangat luar biasa, apa yang tidak dapat dikerjakan oleh manusia bagi Allah telah digantikan dan dikerjakan oleh Allah sendiri bagi kepentingan manusia.





Batu
Mati
Hidup
oleh Imamat
Harun
Melkisedek
dari Israel
jasmani
rohani
suku
Lewi
Yehuda
membangun
Bait Allah jasmani
Bait Allah rohani
di Yerusalem
Timur Tengah
yang turun dari surga
sekarang
sudah diruntuhkan manusia
sedang dibangun oleh Allah
persembahan
jasmaniah
rohaniah
kurban darah
hewan
manusia Yesus Kristus
anak domba jantan
biasa
Allah
untuk penebusan
umat Israel termasuk imam besar
semua suku dan bahasa seluruh umat manusia
diberikan
terus menerus
satu kali
hasilnya
tidak sempurna
sempurna
memberi
belenggu / kuk
kemerdekaan
dikerjakan oleh
manusia
Tuhan
sifatnya
sementara
kekal
karena aturan
duniawi
surgawi
didalamnya ada
persaingan
kebersamaan
timbul
perpecahan
kesatuan
sebab
berontak
rela
sehingga
membawa kematian
beroleh kehidupan
karena dipimpin
daging
Roh
seperti tanaman
kering
berbuah
setiap bagiannya
struktural
fungsional
konsep kerja
piramidal - segi tiga
sentrifugal - lingkaran
pemimpin
di puncak
di tengah-tengah
hubungan ke bawah
hirarki
setara
terhadap masalah
bersungut-sungut
mengucap syukur
tujuan hidup
cari nama
untuk Nama
sikap sebagai
tuan
hamba
kesukaannya
terkenal
tersembunyi
dan
mapan
berjuang
kerjanya
malas
giat
suka mengawasi
orang lain
diri sendiri
dalam pengajaran
merasa tegak
terus belajar
cara kerja
kurang/tanpa doa
dari hasil doa
kebutuhannya
dilayani
melayani
kepentingan
diri sendiri
orang lain
yang dicari
apa yang masuk ke mulut
mencurahkan isi hati
bagi orang lain
tertutup
terbuka
perkataannya
tipu muslihat
jujur
pikirannya
acuh tak acuh
berbelas kasihan
tindakannya
takut tersaingi
suka menolong
nuraninya
kotor
bersih
berisi
iri hati
kasih
kesenangannya
cari berita –
dengar kotbah
membawa berita - menginjil
tujuan
memuaskan telinga
memberi teladan
menimbulkan
iman tanpa perbuatan
perbuatan karena iman
wujudnya
tidak terlihat
kenyataan
orang lain
tersandung
dibangun
merasa
benci
suka cita
karena melihat
kemunafikan
kesungguhan
bersumber dari
kesombongan
kerendahan hati
mendatangkan
kutuk
berkat
bersama
iblis
Tuhan
mendapatkan
penghukuman
perjamuan pesta
kekal di
neraka
surga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar