Rabu, 08 September 2010

Ayat-ayat Cinta-01

Ayat-ayat Cinta

Ada sebuah keluarga janda. Janda ini memiliki beberapa anak laki-laki dan seo­rang anak perempuan. Keluarga ini hidup sebagai petani dan peternak. Semua anak laki-laki dalam kelu­arga janda ini sangat mengasihi dan memberi perhatian khusus kepada satu-satunya adik perempu­an mereka. Janji agar keamanan, kenyamanan dan kebaikan bagi kehidupan sang adik yang masih gadis ini senantiasa diberikan oleh kakak-kakaknya.
Pada suatu saat ketika menggembalakan domba, sebagaimana kebiasaan para gembala beristirahat dibawah pohon untuk berteduh dari terik panas matahari, gadis ini bertemu dengan seorang gembala yang juga sedang berteduh, seorang pemuda yang lemah lembut dan anggun penampilannya. Hubungan mereka berlanjut hingga si gadis bertunangan dengan pemuda gembala ini.
Suatu pagi di musim semi, pemuda gembala ini mengundang si gadis untuk mengikutinya ke padang, tetapi saudara-saudara si gadis ada menangkap maksud bahwa pemuda gembala mengundang adik mereka. Oleh karena kecemasan tentang reputasi adik perempuannya, maka si gadis disuruh mengurus kebun anggur yang mereka miliki dalam rangka menggagalkan pertemuan dari si gadis dengan pemuda gembala tunangannya.
Si gadis menghibur tunangannya – pemuda gembala, meyakinkannya dan berjanji untuk memastikan bahwa sekalipun mereka terpisahkan secara paksa, tali kasih yang mengikat mereka berdua tidak akan dapat diputuskan tetapi akan tetap hidup dalam dirinya, sebab kakak-kakaknya tidak memiliki kemampu­an untuk membatalkan atau merusak isi hatinya terhadap si pemuda gembala tunangannya.
Si gadis meminta pemuda gembala untuk menemuinya pada malam hari; oleh karena ia tidak datang, si gadis kuatir kalau sesuatu telah terjadi atas pemuda gembala tunangannya dalam perjalanannya. Si gadis kemudian mencarinya dan menemukan dia. Sekarang waktu yang dapat mereka gunakan untuk membina hubungan mereka berdua hanyalah malam hari karena si gadis sibuk mengurus kebun anggur disiang harinya.
Suatu saat, ketika si gadis memasuki kebun, secara tidak disengaja ia berjumpa dengan raja yang ketika itu sedang mengunjungi kebun anggurnya yang tidak jauh dari kebun anggur keluarga si gadis.
Terkejut dan terkesima oleh kecantikan si gadis, sang raja memboyong si gadis ke kemahnya, disana sang raja dibantu oleh sida-sida raja – penjaga perempuan istana, berusaha keras dengan daya tarik rayuan dan janji-janji diberikan untuk mendapatkan cinta si gadis. Tetapi semua yang diusahakan sang raja tidak berhasil mendapatkan cinta si gadis.
Terlepas dari pengawasan sang raja, si gadis berusaha dan mencari kesempatan untuk menemui sang gembala.
Dengan tekanan yang besar, si gadis kemudian di bawa oleh sang raja ke ibu kota kerajaan, dengan harapan segala semarak dan kemegahannya dapat mempesona si gadis. Tetapi hal ini tidak terjadi pada si gadis, karena pada saat yang sama ia memberi tahu sang gembala kekasihnya, sehingga ia diikuti sampai ibu kota kerajaan dan tetap dapat bercakap-cakap dengan sang kekasih. Si gadis kuatir karena dengan cara menyolok ia telah keluar meninggalkan rumahnya.
Sang pemuda gembala memuji keteguhan dan kesetiaan si gadis kekasihnya ketika ia mendengar hal itu. Oleh kenyataan kekuatan hubungan kasih sayang yang terjalin dalam diri mereka berdua, beberapa wanita di istana menjadi sangat tersentuh.
Sang raja berusaha untuk mendapatkan cinta dari si gadis. Sementara ia menanti kesempatan untuk mendapatkan cinta, sang raja menyenangkan si gadis dengan berbagai hadiah dan rayuan melampaui apa yang pernah dilakukan se­be­lumnya, terus berusaha untuk mencapai tujuannya.
Sang raja berjanji akan menempatkan si gadis ditempat tertinggi dan menempatkannya diatas ratu dan semua gundiknya jika ia mau memenuhi harapannya, supaya janji kasihnya diberikan kepada orang lain Tetapi karena kesetiaan terhadap tunangannya, si gadis menolak semua tawaran sang raja. Akhirnya sang raja yakin bahwa ia tidak dapat menang, ia harus bersedia untuk membebaskan si gadis dan sang pemuda gembala kekasihnya, melepas mereka pulang ke kampung halamannya.
Dalam perjalan pulang ke kampung halamannya, mereka singgah dibawah pohon tempat mereka pertama kali bertemu dan saling memperbaharui janji setia satu sama lain.
Kedatangannya dengan selamat di rumah disambut oleh kakak-kakaknya, sesuai dengan janji yang telah diberikan kepada si gadis, mereka memberi hadiah-hadiah karena keluhuran budi dan kesalehan­nya

bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar